Hal itu diungkapkan Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Pahala Mansury dalam pertemuan dengan awak media di Bali.
Menurut Pahala, kerja sama yang erat antara Indonesia dan negara-negara Afrika, yang memiliki akar sejarah kuat sejak Konferensi Asia-Afrika 1955, kini kembali ditekankan melalui tema Bandung Spirit for Africa’s Agenda 2063.
“Ini semangat Global South, khususnya dalam melawan kebijakan diskriminatif dan proteksionis, termasuk terkait green protectionism,” kata Pahala.
Pahala menekankan kedekatan antara Indonesia dan negara-negara Afrika akan memainkan peran penting dalam mengembangkan kerja sama pembangunan yang saling menguntungkan.
Menurutnya, sebagai negara berkembang dengan sumber daya alam melimpah dan populasi besar, Indonesia bersama negara-negara Afrika memiliki kepentingan serupa dalam memperkuat kolaborasi di empat sektor prioritas: ketahanan pangan, ketahanan energi, ketahanan kesehatan dan ketahanan mineral.
Pahala menilai, negara-negara Afrika memiliki potensi besar bagi Indonesia untuk melakukan diversifikasi pasar ekspor, pasokan komoditas dan investasi luar negeri.
Selain itu, kerja sama ini dapat membuka peluang baru untuk meningkatkan konektivitas ekonomi dan memperkuat hubungan diplomatik antara Indonesia dan Afrika, tandasanya.
Semangat Global South akan menjadi elemen kunci yang membedakan pendekatan Indonesia bekerja sama dengan negara-negara Afrika dibandingkan negara-negara lain, pungkasnya.
Indonesia-African Forum (IAF) ke-2 rencananya akan diadakan di Bali pada 1-3 September 2024. Acara ini akan dilaksanakan bersamaan dengan High-Level Forum on Multi Stakeholder Partnership (HLF MSP) yang juga akan digelar di Bali pada waktu yang sama.
IAF ke-2 reancana kan akan dibuka Presiden Jokowi dan dihadiri para kepala negara dan pejabat tinggi dari negara-negara Afrika. Pahala optimistis akan banyak perwakilan Pemerintah maupun bisnis dari Afrika yang akan hadir dalam pertemuan itu.
Dengan antusiasme itu, Indonesia menargetkan kesepakatan bisnis sebesar 3,5 miliar dolar AS (Rp 56,07 triliun) tercapai antara berbagai industri Indonesia dan negara-negara Afrika dalam IAF ke-2. []